Ideologi perjuangan bagi golongan masyarakat yang dimiskinkan oleh sistem kolonoalisme, imperialisme, feodalisme dan kapitalisme. Nyalakan terus obor kesetiaan terhadap kaum Marhaen! Agar semangat Marhaenisme bernyala-nyala murni! Dan agar yang tidak murni terbakar mati!
Rabu, 22 Februari 2012
MARHAENISME Kini: Relevansi sebuah Konsep Tradisional di Indonesia Abad ke-21
Oleh: Rainer Adam
Direktur Program
Friedrich Naumann Stiftung
Beberapa waktu belakangan ini beberapa kali saya berdiskusi dengan kawan-kawan saya dari
PDI Perjuangan tentang relevansi dan kepraktisan penerapan konsep “Marhaenisme” untuk
politik Indonesia saat ini. Setelah mempelajari dengan hati-hati beberapa dokumen sejarah
dan materi-materi yang lebih mutakhir dari Partai tersebut, saya hendak menguraikan
beberapa hasil pemikiran saya di dalam esai ini.
Bagi Sukarno, “Marhaen” bukan hanya melambangkan perwakilan terbaik kelas bawah –
layaknya partai buruh di negara manapun misalnya bagi kaum “proletar” (buruh, buruh tani,
pengrajin, dsb). Bagi Sukarno Marhaen mewakili mayoritas rakyat kecil Indonesia pada
umumnya yang – apakah ia pekerja atau wiraswasta – hidup termajinalkan. Bahkan
eksistensi mereka pun sangat rapuh. Mereka berada di ambang batas kelangsungan hidupnya
tapi sebagian terbesar kebutuhan materi, ekonomi, sosial dan politiknya hampir samasekali
tidak terpenuhi. Mayoritas orang Indonesia hidup menderita dan menghadapi resiko
eksistensial dari satu saat ke saat lainnya. Inilah rakyat Indonesia yang tidak mampu bahkan
untuk menjalani standar hidup minimal sekalipun, serta standar keamanan dan keadilan.
Pada masa sekarang, kita menggambarkan mereka sebagai kelas masyarakat bawah hingga
kelas menengah bawah. Ada tiga partai politik yang langsung muncul di ingatan – yang
mewakili paling tidak sebagian kelas pemilih ini. Mereka adalah Partai Uri di Korea
(www.uparty.or.kr), Partai Liberal Kanada (www.liberal.ca), dan Partai Liberal Demokrat
Inggris (www.libdems.org.uk). Filsafat dasar ketiga partai ini dibangun atas keyakinan
terhadap kebebasan, yang bergandengan tangan dengan tanggungjawab, martabat manusia,
keadilan, kesetaraan, kemasyarakatan, kemakmuran materi dan budaya. Mereka berkeinginan
menciptakan dan membangun masyarakat yang peduli tanpa diskriminasi, masyarakat yang
tidak hanya berorientasi pada kesejahteraan material warganya melainkan juga peduli pada
martabat, keragaman (pluralitas) dan kesejahteraan sosial. Ketiga partai politik ini
mengorientasikan platform politiknya pada kebutuhan “rakyat biasa” atau kelas menengah
bawah, yang merupakan mayoritas pemilih mereka masing-masing. Kita dapat pula
menyebut kelompok ini sebagai kaum “Marhaen” abad ke-21. Mereka membentuk segmen
mayoritas pasar pemilih bagi ketiga partai politik tersebut. Saya sangat menyarankan kepada
para ahli strategi partai di Indonesia untuk mempelajari dan menilik dengan seksama
manifesto pemilu ketiga partai tersebut serta materi kampanye mereka.
Di bagian berikut dari esai ini saya membatasi diri hanya pada satu dari ketiga partai politik
di atas, dan menyerahkan kepada para pembaca yang budiman untuk mengeksplorasi materimateri
lain yang sangat banyak di website mereka masing-masing. Saya memilih Partai
Liberal Demokrat Inggris. Argumentasi saya didasarkan atas manifesto pemilu Partai Liberal
Demokrat Inggris yang dikeluarkan pada pemilu 2005. Dari sini, untuk keperluan analisa
2
saya memilih tiga bidang kebijakan – kesehatan, pendidikan dan ekonomi – untuk
mendukung argumen utama saya bahwa bentuk pengambilan posisi politik seperti ini dapat
dijadikan model bagi PDI Perjuangan dalam menyusun konsep Marhaenisme mereka untuk
abad ke-21.
Saat ini terdapat 109 wakil rakyat dari PDI Perjuangan di DPR-RI. Sebagian besar di
antaranya, persisnya 63 orang atau 58% adalah pengusaha dari berbagai profesi dan sektor
(pemilik perusahaan, wiraswastawan, manajer dan profesional yang memiliki usaha sendiri).
Bersama dengan yang lainnya (46 orang anggota DPR), mereka mewakili 21 juta pemilih
PDI Perjuangan di tingkat nasional (hasil pemilu 2004). Sebagian besar dari 21 juta orang
pemilih ini adalah mereka yang disebut “wong cilik”, kelompok masyarakat bawah/miskin,
dan sebagian lainnya berasal dari berbagai latar belakang etnis, agama, dan kelompok
minoritas lainnya. Menarik untuk memperhatikan bagaimana orang-orang yang sebagian
besar pengusaha dan wirasawasta secara politik mewakili segmen masyarakat yang lebih
miskin. Kesamaan apa yang dimiliki kedua kelompok masyarakat ini? Satu dasar kehidupan
bersama yang kuat tentu saja adalah kenyataan bahwa kedua kelompok masyarakat ini
menggantungkan kelangsungan hidupnya kepada pasar. Mayoritas wiraswastawan dari PDI
Perjuangan bukanlah kroni dari rezim lama dan kebanyakan “wong cilik” tidak dapat
bertahan hidup tanpa pasar bebas sebab tidak ada pemerintah yang memiliki kemampuan
sumberdaya finansial yang cukup untuk mensubsidi para pencari nafkah berpenghasilan
rendah yang jumlahnya sangat banyak itu.
Manifesto pemilu 2005 Partai Liberal Demokrat (LDP) berjudul: “ALTERNATIF yang
sesungguhnya.” Saya memilih ketiga bidang kebijakan seperti disebutkan di atas karena
relevansinya dengan rakyat Indonesia saat ini. Tentu saja masing-masing solusi kebijakan
yang ditawarkan belum tentu bisa diterapkan, sebab situasi sosial dan ekonomi Indonesia
berbeda dengan situasi di Inggris. Meski demikian, saya memilihnya karena saya yakin
bahwa kaum Marhaen Indonesia abad ke-21 akan sangat menyukai bidang-bidang tersebut
untuk dijadikan dasar keputusan mereka dalam memilih wakil rakyat. Saya akan memulai
setiap bidang dengan slogan utamanya dan kemudian menjelaskan masing-masing langkah
yang diusulkan oleh partai LDP sebagai solusi bagi masalah yang dihadapi.
1. Kesehatan – Mendahulukan Pasien
Slogan di atas mengimplikasikan bahwa sistem pelayanan kesehatan yang ada saat ini tidak
memberikan perhatian dan arti penting yang memadai terhadap kebutuhan setiap pasien. Di
bagian pendahuluan, partai LDP mengakui bahwa beberapa langkah perbaikan sudah
dimulai, namun hal itu masih jauh dari cukup. Selanjutnya diuraikan tujuan dari pelayanan
kesehatan partai LDP: bahwa sistem pelayanan kesehatan membantu setiap warganegara
untuk tetap sehat dan memastikan bahwa kalaupun jatuh sakit, setiap orang dilayani dengan
cepat tanpa memandang kekayaan dan status. Kalimat terakhir tersebut mengimplikasikan
bahwa orang-orang dengan status sosial lebih tinggi dan lebih kaya mendapat perlakuan lebih
baik dan lebih cepat di dalam sistem yang berlaku sekarang, yang dianggap tidak adil.
Penilaian umum ini lalu diikuti dengan tuntutan konkrit yang masing-masing diakhiri dengan
penjelasan sebagai berikut:
3
- Pelayanan kesehatan pribadi secara gratis terutama untuk para manula, dan orangorang
cacat selama diperlukan. Pembiayaan untuk pelayanan ini harus dialokasikan
dari suatu tingkat pajak 50% (yang baru) dari pendapatan pribadi di atas $ 100.000.
- Diagnosa yang lebih cepat (baik di RS swasta maupun RS pemerintah) untuk
penyakit-penyakit serius agar pengobatan tidak tertunda hanya karena birokrasi yang
berbelit-belit untuk izin penggunaan alat-alat tehnis dan dokter yang kompeten atau
staf RS yang handal.
- Pemotongan terhadap pungutan yang tidak perlu atas pemeriksaan mata dan
pemeriksaan serta pengobatan gigi, dan penghapusan biaya resep untuk penyakitpenyakit
jangka panjang agar pasien yang menjalani pengobatan jangka panjang
dapat menikmati pengobatan gratis, bukan hanya sebagian seperti dalam sistem yang
ada sekarang, sehingga keadilan bisa lebih ditegakkan.
- Peningkatan jumlah dokter dan perawat. Targetnya adalah mengangkat tambahan
8.000 dokter, 12.000 perawat dan 18.000 staf terapi pada tahun 2008. Hal ini akan
mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Lebih
jauh lagi, para pekerja kesehatan akan dibebaskan dari tugas-tugas birokratis dan
administratif yang dibebankan oleh birokrasi pemerintah. Keputusan-keputusan klinis
dan investasi akan didesentralisasikan dan dialihkan kepada para spesialis daerah dan
wakil rakyat di daerah. Hal ini akan mencipatakan fleksibilitas sehingga yang menjadi
titik perhatian utama adalah pasien, bukan sistem.
- Berikan kepada masyarakat kontrol yang lebih besar atas kesehatan mereka dengan
cara memperluas pilihan dan akses terhadap pelayanan spesialis. Partai LDP akan
memusatkan diri untuk membantu masyarakat untuk tetap sehat, sebab pencegahan
sama pentingnya dengan pengobatan. Hal ini akan dicapai antara lain dengan
pendidikan dan pemberian informasi yang tepat agar masyarakat dapat membuat
pilihan yang lebih baik dan lebih sehat terhadap konsumsi makanan, minuman dan
gaya hidup mereka.
2. Pendidikan – Ambisius untuk setiap Anak
LDP memulai seksi ini dengan menekankan bahwa investasi paling berharga yang dapat
dibuat oleh generasi pemimpin saat ini adalah dengan memberikan pendidikan berkualitas
tinggi kepada generasi berikutnya. Tidak ada hal lain yang dapat meningkatkan kebebasan
seseorang selain pendidikan. Partai LDP menginginkan agar setiap anak diberi kesempatan
membuka potensi mereka. Reformasi yang dilakukan akan bersifat komprehensif:
- Penelitian telah membuktikan bahwa anak-anak yang mendapat pendidikan baik di
awal kehidupan mereka memiliki kesempatan lebih baik untuk menjalani hidup yang
berhasil dan menghasilkan. Jumlah anak di dalam setiap kelas akan dikurangi dari 30
menjadi 20 murid, dan 21.000 guru baru akan direkrut. Partai LDP akan memastikan
4
bahwa semua anak diajar oleh guru-guru dan spesialis yang terlatih baik dan
berkualitas tinggi. Persyaratan sebelum dan setelah jam sekolah akan diperluas dan
3.500 tempat penitipan anak akan didirikan. Tunjangan kelahiran untuk enam bulan
pertama akan ditambah menjadi $170 per minggu. Kebijakan ini akan memberi setiap
anak awal kehidupan yang terbaik yang mungkin ia peroleh.
- Anak-anak perlu belajar dalam suasana yang aman dan tertib dimana berlaku standar
perilaku yang tinggi, tekanan dari sesama teman ditangani secara efektif dan guru
dapat mengajar tanpa gangguan. Guru-guru harus dibebaskan dari tugas-tugas
birokratis dan beban administratif agar mereka memiliki waktu lebih untuk mengajar.
Para guru akan memberikan penilaian secara berkala terhadap prestasi murid dan
memberikan informasi yang akurat kepada orangtua atas kemajuan anak-anak
mereka.
- Tak seorang pun akan ditolak dari kesempatan memperoleh pendidikan universitas
hanya karena takut akan hutang. Semua uang sekolah dan biaya pendidikan lainnya
akan dikurangi dan bantuan akan diberikan kepada murid-murid dari keluarga miskin
untuk membiayai kehidupannya.
- Anak-anak putus sekolah dan lulusan sekolah harus dibekali dengan keterampilan
yang mereka butuhkan agar dapat berhasil di tempat kerja. Semua murid di atas usia
14 tahun akan diberi kesempatan menggabungkan pembelajaran akademis dengan
keterampilan, yang akan memberi kesempatan kepada anak-anak berbakat serta anakanak
yang sebelumnya merasa kecil hati karena kurang dapat mengikuti pelajaran
untuk dapat berkembang maksimal.
- Suatu perekonomian kelas dunia mensyaratkan adanya pendidikan berkelas dunia dan
keterampilan berkelas dunia pula. Partai LDP memiliki komitmen untuk menutup
kesenjangan pendanaan antara sekolah dan college yang kesemuanya perlu dilengkapi
dengan fasilitas dan peralatan berkelas dunia. Transportasi sekolah akan tetap gratis
untuk keluarga yang tinggal dengan jarak 2 mil dari SD dan 3 mil dari SMP.
3. Kebijakan Ekonomi – Membangun Kemakmuran bagi Inggris
Manifesto partai ini memandang kebijakan ekonomi sebagai bidang yang terpenting dan
bahwa suatu pemerintahan yang dipimpin partai LDP akan memastikan perekonomian yang
stabil dan dikelola dengan baik. Lebih jauh lagi, manifesto ini mengklaim bahwa semua
langkah kebijakan yang disarankan telah dirancang dan dinilai dengan seksama terutama
dalam hal kesiapan pendanaannya, yakni biaya tambahan yang diperlukannya. Komitmen
partai yang tegas dijamin karena manifesto ini bersifat realistis dan mudah untuk dijalankan.
Biaya untuk setiap kebijakan telah dikalkulasi dengan cermat dan cara pendanaannya pun
diuraikan. LDP memiliki prioritas yang jelas untuk masalah pendanaan publik yang berbeda
dari partai lainnya. Partai LDP ingin mengkonsentrasikan sumberdaya-sumberdaya yang
memang sedikit pada wilayah-wilayah yang sebenarnya penting, tapi saat ini kurang
mendapatkan pendanaan – seperti pensiun, kepolisian dan pendidikan dasar. Untuk bidang5
bidang tersebut, pendanaan akan diambil dari wilayah-wilayah berprioritas rendah seperti
subsidi untuk industri. Selain itu, disiplin fiskal pun ditekankan di sini. Kemandirian
lembaga-lembaga negara yang penting dari campur tangan pemerintah untuk memanipulasi
fakta-fakta perlu dijamin. Untuk itu partai LDP hendak memberdayakan Kantor Audit
Nasional dan membuat Kantor Statistik Nasional lebih mandiri.
Berikut ini adalah reformasi kebijakan yang diumumkan:
- Perpajakan yang lebih adil dan lebih sederhana. Dalam sistem yang ada saat ini, 20%
penduduk membayar 38% pendapatannya untuk pajak, sementara 20% orang-orang
terkaya hanya membayar 35%. Pajak yang dibayar oleh mereka yang berpendapatan
rendah akan dikurangi dan ditentukan berdasarkan kemampuan mereka membayar.
Hal ini – dan juga penyederhanaan sistem pajak akan mengurangi beban pajak
terhadap keluarga-keluarga berpendapatan rendah sebesar $450 per tahun. 1%
penduduk terkaya negeri ini akan membayar pajak sebesar 50% (naik dari
sebelumnya 41%) untuk semua orang dengan pendapatan lebih dari $100.000 per
tahun. Pendapatan pajak yang dihasilkan dari langkah reformasi ini akan digunakan
untuk membiayai langkah perbaikan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang
diusulkan.
- Potong biaya materai. Orang semakin hari semakin harus berjuang keras untuk dapat
membeli rumah sendiri. Pengurangan biaya materai akan membebaskan sekitar
150.000 keluarga dari keharusan membayar biaya ini dan secara umum memotong
biaya kepemilikan rumah.
- Suatu perekonomian yang berorientasi ke luar. Partai LDP ingin menyiapkan Inggris
Raya untuk bergabung dengan EURO, melakukan liberalisasi perdagangan dan
industri serta mengurangi hambatan perdagangan bagi negara-negara miskin agar
perdagangan internasional dengan negara-negara kaya dapat dicapai dengan cara-cara
yang adil. Kaum migran ekonomi telah memberikan kontribusi untuk menjadikan
Inggris salah satu negara terkaya di dunia baik secara ekonomi maupun budaya. LDP
ingin mempertahankan keadaaan ini dan dengan demikian memastikan agar negeri ini
tetap dalam kemakmuran.
- Memotong birokrasi dan aturan berlebihan yang cenderung menghentikan
berkembangnya usaha, terutama usaha kecil. Tidak akan ada peraturan pemerintah
yang baru yang akan dikeluarkan sampai ada pengumuman tentang penilaian
menyeluruh atas biaya dan keperluannya. Suatu “pasal matahari terbenam” (masa
kedaluarsa) akan diselipkan ke dalam setiap aturan usaha kecuali apabila tidak secara
eksplisit diperbaharui oleh parlemen. Inspeksi pemerintah akan disederhanakan dan
dikurangi menjadi satu saja inspeksi mencakup-semua.
- Hapuskan departemen (kementerian) perdagangan dan industri. Sungguh tak ada
gunanya suatu departemen yang begitu besar yang kerjanya mencampuri urusan
ekonomi dan memberikan subsisi kepada perusahaan yang gagal, sehingga hanya
merugikan para pembayar pajak. Partai LDP akan memotong birokrasi dan fungsi6
fungsi yang boros. Fungsi-fungsi yang bermanfaat seperti riset ilmiah akan dialihkan
ke departemen lain. Langkah ini akan menghemat $ 8 miliar uang pembayar pajak.
Hasil penghematan ini akan diinvestasikan untuk bidang prioritas (kesehatan dan
pendidikan).
- Lindungi konsumen dari pemerasan harga dengan memotong birokrasi, sehingga akan
menghidupkan rezim dan perilaku perdagangan yang adil oleh kalangan usaha dan
mempromosikan persaingan bebas.
Hal-hal yang diuraikan di atas hanyalah sebagian contoh dari makna penyusunan posisi dan
kebijakan politik bagi masyarakat bawah, dalam hal ini kaum “Marhaen” Inggris. Posisi
seperti ini –atau yang menyerupainya– sudah pasti akan pula menarik perhatian kebanyakan
pemilih di Indonesia. Dengan manifesto tersebut, Partai LDP memenangkan 22% suara
langsung (popular vote) dan 9,6% kursi di parlemen dalam pemilu Inggris 2005.
Pemilih potensial PDI Perjuangan sesungguhnya lebih dari 21 juta suara yang diterima partai
pada pemilu legislatif 2004 lalu. Juga lebih dari 45 juta pemilih yang mampu dimobilisir oleh
Megawati Sukarnoputri pada putaran kedua pilpres untuk mempertahankan kedudukannya
sebagai presiden. Dan seperti yang diperlihatkan oleh hasil PILKADA belakangan ini, PDI
Perjuangan mampu meraih keberhasilan manakala kebutuhan kaum Marhaen, kebutuhan
rakyat kecil, disoroti secara tepat – baik melalui pilihan personal politiknya maupun
program-program yang diusulkannya. Kelas masyarakat bawah dan menengah bawah di
Indonesia mungkin saja sangat responsif ketika posisi politik yang sesuai dengan kondisi
Indonesia seperti itu dapat diajukan oleh sebuah partai politik. Mengingat basis pemilihnya
saat ini, PDI Perjuangan merupakan kendaraan yang ideal untuk aspirasi serupa.
Sukarno berupaya se-inklusif mungkin ketika berbicara dengan kaum Marhaen-nya. Kaum
Marhaen bukanlah orang-orang termiskin negeri ini. Ia memiliki alat-alat pertanian, tapi
tidak memiliki tanah garapan. Sukarno bahkan memperluas arti Marhaen kepada orang-orang
yang memiliki visi yang berbeda tentang masa depan Indonesia, baik yang mengarah ke
spektrum kiri (kaum sosialis) atau kanan (penganut Islam taat) agar gagasannya dirasakan
relevan oleh mayoritas rakyat Indonesia. Ia tidak mengecualikan siapa pun. Mungkin ada
baiknya dilakukan riset opini politik modern lebih lanjut untuk mengidentifikasi isu-isu
utama serta menguji relevansi dan tingkat penerimaan opsi kebijakan yang ditawarkan
melalui diskusi kelompok terfokus. Hal ini akan menghasilkan suatu platform yang sangat
menarik bagi kaum Marhaen abad ke-21, yang tak mungkin dilampaui oleh aktor politik lain.
Bangka Belitung, 22 Maret 2006.
Dr. Rainer Adam
Kepala Perwakilan dan Direktur Program
Friedrich-Naumann-Stiftung Indonesia
Rabu, 15 Februari 2012
CALON KOMISIONER KOMNAS HAM Priode 2012-2017
CURRICULUM VITAE
Kamis, 09 Februari 2012
BUNG KARNO, DEMOKRASI & MILITOKRASI
Oleh HD. Haryo Sasongko
Pada saat situasi politik di negeri kita masih genting berkaitan
dengan tragedi yang terjadi pada 1 Oktober 1965 yang dikenal dengan sebutan G-30-S atau Gestapu (Bung Karno menyebutnya Gestok, Gerakan Satu Oktober), maka setelah keluarnya Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret 1966) sehari kemudian tidak hanya PKI dibubarkan, tetapi disusul dengan ditangkap dan ditahannya 15 orang menteri. Salah seorang di antaranya adalah Dr Soebandrio yang ketika itu menjabat sebagai Waperdam (Wakil Perdana Menteri) I yang kemudian dihadapkan pada sidang Mahmillub (Mahkamah Militer Luar Biasa) dan dijatuhi hukuman mati, kemudian diubah menjadi hukuman seumur hidup dan akhirnya dibebaskan. Dalam sidang Mahmillub tersebut, bertindak sebagai oditurnya adalah Durmawel Achmad. Lebih dari 30 tahunan kemudian setelah keluarnya TAP MPRS No. XXXIII/MPRS/1967 tanggal 12 Maret yang berisi pencabutan kekuasaan Bung Karno sebagai presiden, tersebarlah informasi yang dimuat sebuah suratkabar mingguan yang menyajikan transkrip pemeriksaan oleh Durmawel Achmad atas diri Bung Karno sebagai saksi ahli dalam perkara Soebandrio, yang kemudian dikenal dengan sebutan "Dokumen Slipi" tahun 1968. Disebut demikian mungkin karena proses pemeriksaannya tidak dilakukan di depan sidang Mahmillub melainkan di Wisma Yasso Slipi, di mana Bung Karno menjalani tahanan rumah sampai meninggalnya. Durmawel Achmad sendiri menyatakan bahwa dokumen yang disebut-sebut merupakan kesaksian terakhir Bung Karno yang sudah tidak menjabat lagi sebagai presiden itu tidak pernah ada. Namun menurut A. Dahlan Ranuwihardjo, mantan anggota DPRGR dan MPRS, juga mantan Ketua Umum Pusat HMI, "Dokumen Slipi" itu sahih dan benar adanya. Artinya, menurut keyakinan Dahlan Ranuwihardjo, Bung Karno memang benar-benar pernah menjalani pemeriksaan, hanya mungkin tidak diumumkan dan baru diketahui belakangan setelah berakhirnya kekuasaan Orde Baru yang kemudian dipublikasikan oleh sebuah surat kabar mingguan yang terbit pada tahun 2000 di mana era reformasi mulai bergulir dan berbagai fakta sejarah yang semula tersembunyi (disembunyikan) mulai terungkap. * * * Meskipun belum ada kejelasan apakah dokumen yang berupa transkrip tersebut sahih atau tidak sahih dan hanya hasil rekayasa pihak tertentu untuk melukiskan bahwa seolah-olah memang ada pemeriksaan atas diri Bung Karno (yang oleh Durmawel dipanggil Tuan Sukarno), namun dengan mengikuti susunan kalimatnya, juga alur pemikirannya, tampaknya dokumen tersebut memang asli merupakan ucapan Bung Karno. Lebih-lebih isi kesaksian dan pengakuan Bung Karno yang merasa bersalah karena kebijakan politiknya dengan Dekrit Presiden, Demokrasi Terpimpin dan sebelumnya telah membuka kran bagi keterlibatan kalangan militer dalam pengambilalihan perusahaan- perusahaan Belanda menjadi perusahaan negara, di mana kalangan militer banyak yang duduk sebagai pengelolanya. Semua ini telah membuka jalan bagi munculnya militokrasi (kekuasaan militer). Ada beberapa hal pokok yang ditanyakan oleh Durmawel. Yang utama adalah apakah Tuan Soekarno itu pengikut paham komunisme atau tidak. Dan mantan presiden, murid HOS Tjokroaminoto, penggagas konsep Marhaenisme yang kemudian menjadi dasar ideologi PNI yang didirikannya itu dengan tegas menjawab dirinya bukan orang komunis tetapi memang mempelajari Marxisme dan sosialisme sejak masih kuliah di HBS (sekarang ITB). Orang yang berpaham Marxisme, tidak selalu berarti berpaham komunisme sebagaimana dikembangkan di masa Lenin sehingga menjadi Marxisme-Leninisme yang isi ajarannya disesuaikan dengan keadaan di Rusia, namun menurut Bung Karno tidak sesuai dengan kondisi sosial budaya Indonesia. Tetapi sebagai seorang nasionalis ia menampilkan gagasan nasakom (nasionalis, agama, komunis) karena secara konkrit ketiga golongan itu ada dan perlu diajak bersama-sama secara gotong royong untuk membangun Indonesia sesuai dengan kondisi sosial budaya yang ada. Namun Bung Karno mengakui, golongan kom yang banyak memanfaatkan konsep nasakom ini untuk tampil lebih dominan. Bahkan Bung Karno sangat tidak senang dengan sikap para tokoh PKI, terutama Aidit yang dinilainya sombong dan ingin mendiktenya mentang-mentang merasa mempunyai massa. Sejumlah jenderal AD juga tidak menyukai perkembangan yang condong ke kiri ini. Namun baik para jenderal maupun mereka yang menentangnya, yang berpuncak pada tragedi penculikan dan pembunuhanterhadap para jenderal pada 1 Oktober 1965 yang terutama pelakunya dari Tjakrabirawa (Untung) dan Brigif Jaya Sakti (A. Latief), kesemuanya dianggap telah mengkhianati Bung Karno karena tidak pernah melapor. Dengan uraian ini Bung Karno ingin menegaskan bahwa dirinya tidak tahu-menahu tentang G-30-S. Dan Bung Karno juga merasa dikhianati karena Supersemar yang dimaksudkan untuk memberi perintah kepada Jenderal Soeharto guna melakukan tugas administrasi di bidang keamanan malah disalahgunakan untuk mengambil tindakan politik sebagaimana sudah disebutkan. Padahal, itu bukan surat penyerahan kekuasaan (transfer of authority) sebagaimana diungkap dalam pidato terakhirnya 17 Agustus 1966 yang kita kenal disebut "Jasmerah" (Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah). Namun di balik itu semua, Bung Karno mengakui bahwa kalangan militer mendapat peluang untuk mendominasi negeri ini sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang membubarkan Konstituante dan kembali ke UUD 1945, pembentukan MPRS dan DPRGR, di mana sejumlah perwira militer, termasuk AH Nasution, duduk sebagai anggotanya. Dan dengan telah dilakukannya pengambilalihan perusahaan Belanda dijadikan perusahaan negara di mana banyak anggota militer juga menjadi pengelolanya, maka mulailah era militer berpolitik dan berbisnis. Pihak-pihak yang tidak setuju dengan kecenderungan ini mengkhawatirkan bahwa Demokrasi Terpimpin justru akan menjurus tersingkirnya demokrasi dan melahirkan militokrasi. Dan Bung Karno dalam pemeriksaan itu akhirnya mengakui bahwa "kekhawatiran itu ternyata menjadi kenyataan. Supersemar telah dijadikan titik awal militokrasi dan ABRI menguasai segala bidang kehidupan dalam kenegaraan dan masyarakat. Saya keliru, saya salah. Kedaulatan harus dikembalikan pada rakyat". Bung Karno tentu saja tidak tahu bahwa militokrasi kemudian berkuasa di negeri ini selama Orde Baru berkuasa tak kurang dari 32 tahun lamanya, bahkan di era reformasi yang mencoba mengakhiri militokrasi namun justru telah membuka peluang kembalinya militokrasi. Bung Karno dulu jatuh lewat kudeta merangkak, dan kini reformasi juga layu sebelum berkembang karena sedang menghadapi hal yang sama, menghadapi "kudeta merangkak" lewat partai-partai yang secara terselubung ingin mengembalikan kejayaan militokrasi. Tetapi kembali pada pertanyaan awal, apakah "Dokumen Slipi" yang sudah berusia lebih dari 30 tahun yang sebagian uraiannya dipetik dalam tulisan ini benar-benar ada? Meskipun isinya memang benar adanya? Tentu tugas para peneliti sejarah yang kompeten untuk menjawabnya, dalam rangka ikut mencerahkan sejarah bangsa, terutama sejarah proklamator kemerdekaan sekaligus founding father kita yang satu ini. (Penulis, pemerhati masalah sosial politik, terutama berkait dengan pelanggaran HAM)
REV:
Sumber: acak-corak.blogspot.com
Minggu, 05 Februari 2012
TIAP-TIAP RAKYAT JAJAHAN INGIN MERDEKA
- “Sekalipun sudah berabad-abad mereka menjajah….., adalah suatu kebodohan apabila si penjajah itu sudah menyangka bahwa ia dicintai, — butalah ia apabila menyangka bahwa masyarakat yang dijajah itu merasa senang mengalami penjajahannya”…..”Bagaimanapun juga lemahnya atau merosotnya, bagaimanapun juga biadabnya disangka orang bangsa yang terjajah itu, — bagaimanapun juga jahatnya kaum ningratnya, atau sebaliknya, bagaimanapun juga beradabnya mereka itu dalam tingkah lakunya dan bagaimanapun juga tajam otaknya dianggap orang……mereka itu akan memandang kepergian atau hilangnya penjajahan asing selalu sebagai suatu pembebasan”. [1]
- “Kemerdekaan bukanlah soal tawar-menawar, kemerdekaan adalah sebagai maut: dia ada atau dia tidak ada. Kalau orang menguranginya, maka itu bukan kemerdekaan lagi”,[5]
- “Membangunkan tanah air ini, malahan adalah suatu kemustian. Penguatan hati dan jalan-jalan yang saya bicarakan tadi itu, hanya bisa datang dari suatu tanah air yang bersatu padu dan merdeka. Keadaan masyarakat kamu hanya bisa menjadi baik, apabila kamu ikut serta dalam kehidupan politik bangsa-bangsa.” Janganlah tertipu oleh pikiran, bahwa keadaan kebendaanmu akan menjadi baik, dengan tidak menyelesaikan lebih dulu soal nasional; kamu tidak akan berhasil dalam hal itu.”[6]
- “Seni hanyalah bisa berkembang pada bangsa-bangsa yang hidup merdeka. Dia, sebenarnya adalah alat yang hebat dan buah Rasa-Suci dari kemerdekaan, yang kita sebut keinsafan kebangsaan”.[7]
- “Tatkala Tiongkok berdiri atas dasar politik yang sama dengan lain-lain bangsa, ia bisa bersaingan dengan merdeka di lapangan ekonomi dan sanggup dengan tidak membuat kesalahan mempertahankan dirinya sendiri. Tetapi baru saja bangsa-bangsa asing mempergunakan kekuasaan politik sebagai tameng bagi maksud-maksud ekonomi, maka tiongkok pun kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan diri atau bersaingan dengan mereka dengan berhasil.”[9]
- “Pada zaman sekarang ini bisa jadi, bahwa lebih banyak tenaga otak yang baik dan lebih banyak orang yang sungguh hati bekerja untuk membikin modern dan menyusun kembali peradaban Tiongkok, daripada yang demikian itu kita jumpai di bawah pimpinan bangsa Eropa mana pun juga”.[10]
- Ref..
========================================================================
[1] Ibid hal 154
ASAS KEMERDEKAAN INDONESIA
- “Kaum proletar hanya bisa mematahkan perlawanan kaum modal terhadap usaha membikin alat-alat perusahaan partikelir menjadi milik umum, dengan mengambil kekuasaan politik. Untuk maksud ini, kaum buruh seluruh dunia, yang telah menjadi insaf akan kewajibannya dalam perjuangan kelas, menyusun diri,”
- “Rakyat yang dijajah hanya bisa mematahkan perlawanan kaum imperialisme terhadap pekerjaan memperbaiki kembali semua susunan pergaulan hidup nasionalnya, dengan mengambil kekuasaan pemerintahan, yakni dengan mengambil kekuasaan politik.”
- “Tentu saja bisa kejadian, bahwa kepentingan orang Bumiputra kebetulan sama dengan kepentingan si penjajah; tapi ini jarang sekali kejadian. Biasanya….kepentingan-kepentingan itu bertentangan satu sama lain.” “Kedua pikiran “penjajahan” dan “kekerasan” atau sekurang-kurangnya “paksaan”, adalah bergandengan satu sama lain, atau isi-mengisi. Tergantung kepada tempat, keadaan dan tingkah laku, kekerasan itu boleh nyata atau kurang nyata, atau sedang saja, terang-terangan atau sembunyi-sembunyi, —tapi penggunaannya tidak pernah bisa dihilangkan. Pada hari paksaan hilang, berakhirlah pula penjajahan.
MARHAENISME
· Marhaen
Orang yang menderita lahir batin akibat kapitalisme , kolonialisme/ imperialism ,feodalisme atau system lainya yang menindas dan mengungkung
· Marhaenis
Orang yang berjuang untuk kaum marhaen dalam membebaskan diri dari semua sistim yang mengungkung dan menindas dan mewujudkan masyarakat marhaenis yang tidak saling menindas
MARHAENISME
Ajaran bung Karno secara keseluruhan
v Bung karno dengan pisau analisa historis materialism menganalisa kondisi masyarakat Indonesia sebagai komunitas social ,hidup disuatu wilayah geo politik hindia belanda dan tidak dapat mengaktualisasikan tuntutan budi nuraninya (Social Consience Of Man )
Karena Apa ……?
Tertindas oleh system yang menindasnya , kolonialisme / imperialism ,anak kapitalisme dan feodalisme bangsa sendiri
BK (Bung karno) mencetuskan ideology disebut marhaenisme dengan asas
- Sosio Nasionalisme
- Sosio Demokrasi
- Sosio KeTuhanan YME